Laporan Ikhsanul | Banda Aceh
SABANGINFO.COM,BANDA ACEH - Generasi Edukasi Nanggroe Aceh (GEN-A) tampilkan seni kreasi adaptasi Nandong Smong dalam Acara Seminar Kepemudaan bertema "Muda Bicara Budaya & Bencana Aceh”, di Aula Museum Aceh.Kamis (15/08/2024)
Tim kesenian ini menampilkan musikalisasi puisi dan nanyian Nandong Smong didepan peserta yang terdiri dari puluhan pemuda Aceh, serta perwakilan dari berbagai lembaga, termasuk Ketua Forum PRB Aceh, Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) USK, dan UPTD Museum Aceh.
Seni Adaptasi Nandong Smong, sebuah kesenian tradisional dari Kepulauan Simeulue yang telah dimodifikasi untuk tujuan edukasi mitigasi bencana. Nandong Smong sendiri adalah sebuah syair-syair tradisional berisikan tanda-tanda tsunami dan pesan-pesan mitigasi. Lirik dalam Nandong Smong mengajarkan penduduk untuk segera mencari tempat yang lebih tinggi setelah merasakan gempa kuat dan melihat air laut yang surut, sebuah pelajaran yang telah terbukti menyelamatkan banyak nyawa.
Sejarah mencatat bahwa pada tahun 1907, Kepulauan Simeulue diguncang gempa besar yang diikuti oleh tsunami. Berkat kearifan lokal yang terkandung dalam Nandong Smong, sebagian besar penduduk berhasil menyelamatkan diri dengan segera mengevakuasi diri ke tempat yang lebih tinggi setelah merasakan gempa. Lagu ini diwariskan dari generasi ke generasi, dan tetap menjadi bagian penting dari budaya masyarakat Simeulue, berfungsi sebagai sistem peringatan dini berbasis tradisi.
Pada tahun 2004, ketika tsunami dahsyat melanda Aceh, penduduk Simeulue membuktikan keefektifan Nandong Smong. Hampir seluruh penduduk pulau berhasil menyelamatkan diri dengan mengikuti petunjuk yang diajarkan dalam lirik lagu tersebut, yaitu segera berlari ke tempat yang lebih tinggi setelah gempa besar diikuti air laut yang surut terjadi. Kejadian ini memperkuat keyakinan bahwa kearifan lokal dapat berperan penting dalam mitigasi bencana.
Seni Adaptasi Nandong Smong ini pertama kali dikembangkan pada tahun 2019 oleh lima mahasiswa Universitas Syiah Kuala—Imam Maulana, Zahratunnisa, Lilla Raswita, Mohd Hafizh Almukarram, dan Septia Karlina—bersama Dosen Fakultas Kedokteran USK, Rina Suryani Oktari. Adaptasi yang dilakukan menjadikan bentuk seni kreasi yang memadukan Nandong Smong dengan Didong dan Tari Guel Gayo, Musikalisasi Puisi, dan nanyian diiringi gitar akustik. Melalui ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional 2019, kreasi yang merupakan bagian dari Paket Edukasi Bencana yang Islami (PECI) dan Paket Kesenian Mitigasi Bencana (PASMINA), telah berhasil mempersembahkan Medali Emas bagi Aceh. Tim Kesenian yang dilatih juga telah tampil di berbagai konferensi internasional, membawa pesan mitigasi bencana ke panggung global.
Ketua Forum PRB Aceh, Muhammad Hasan, menekankan pentingnya menghidupkan kembali dan mengadaptasi tradisi lokal seperti Nandong Smong untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, terutama generasi muda, tentang pentingnya kesiapsiagaan bencana. "Kita perlu menjaga dan melestarikan nilai-nilai mitigasi bencana dengan memanfaatkan kearifan lokal yang telah terbukti efektif" ujarnya.
Perwakilan BPBA, Teuku Firdaus, juga menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif GEN-A dan Tim PKM-RSH dalam melestarikan dan memodernisasi warisan budaya ini. "Ini adalah contoh yang sangat baik tentang bagaimana budaya lokal dapat berkontribusi dalam upaya pengurangan risiko bencana. Selain nandong smong, nilai-nilai kebencanaan juga ada dalam bentuk lainnya seperti dalam salah satu Hadih Maja yang memperingati hujan deras berisiko banjir " katanya.
Salah satu peserta seminar, Fajriyani, mengungkapkan kesannya setelah mengikuti acara ini. "Saya sangat terinspirasi oleh bagaimana Nandong Smong tidak hanya sebagai warisan budaya, tetapi juga sebagai alat mitigasi yang nyata. Ini membuka mata saya tentang pentingnya melestarikan dan memodernisasi tradisi lokal untuk keselamatan kita semua," ujar Fajriyani, Mahasiswa Pendidikan Geografi USK.
Seminar ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan peringatan 20 tahun tsunami Aceh diselenggarakan oleh GEN-A dan Tim PKM-RSH Rumoh Aceh Universitas Syiah Kuala (USK) dengan dukungan dari UPT. Museum Aceh. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi aktif pemuda dalam isu-isu kebencanaan dan pelestarian budaya. Kegiatan ini diakhiri dengan diskusi interaktif yang semakin memperkaya wawasan para peserta mengenai pentingnya sinergi antara budaya dan mitigasi bencana di Aceh.[]
Post a Comment