Salah satu Makam Aulia 44, Tgk Abu Dipasi Blang Tunong Balohan Sabang
SABANGINFO.COM, Aceh telah terkenal di dunia pada masa kuno sebelum Masehi. Sebagai kawasan penghasil lada, kayu manis, kamfer dll. Pada masa kuno pelabuhan kuno yang terkenal adalah Lamuri atau yang menyebut Ramni, lambri, lanwuli dll.
Selain Lamuri kawasan lain yang dikenal adalah Sabagh atau Sabang yang ada di Pulau Weh.
Legenda Aceh menceritakan bahwa Nabi Sulaiman (1000 SM) telah mengutus seorang Aulia ke negeri Ofir atau Aceh mencari emas.
Aulia itu kemudian Aulia menemukan emas di Negeri Ofir atau Aceh. Konon menurut riwayat Aulia tersebut adalah saudara dari Ratu Saba Istri Nabi Sulaiman.
Sabang dalam era kesultanan Aceh Darussalam (1511-1903) memiliki posisi strategis yang amat Penting. Sabang adalah kawasan penghasil cengkeh dan kawasan pertama yang harus disinggahi sebelum menuju ke Kutaraja.
Kawasan Sabang diperintah oleh Wazir Panglima Paduka Sinara Ulebalang Pulo Weh dan Lhok Gulong. Pulo Weh juga dikenal dengan Nanggroe Wakeuh.
Pada zaman dahulu sebelum armada musuh memasuki kesultanan Aceh Darussalam harus berhadapan dengan Panglima Paduka Sinara terlebih dahulu.
Hikayat:
Nyoe Mantong Kamoe di Puloe Weh
Han akan teupeh Poteu Raja
Artinya:
( Jika kami masih ada Pulau Weh Sabang
Tidak akan ada yang berani menyentuh Poteu Raja).
Sabang memiliki posisi penting dalam kesultanan Aceh Darussalam.
Pada era Kesultanan Aceh Darussalam banyak sekali jamaah haji yang ingin pergi ke Mekkah. Jamaah haji seluruh Nusantara ini semua berhenti di Kawasan Gampong Jawa Bandar Aceh Darussalam. Jadi Gampong Jawa berasal dari Al Jawiyin atau ada yang mengartikan Kiri atau Jawi sebab Gampong Jawa berada di kiri Krueng Aceh.
Pada masa itu seluruh pelajar dan jamaah Haji di Nusantara mendapatkan panggilan Al Jawiyin.
Jamaah haji yang mendapatkan pengajaran dan pengajian kemudian berangkat ke Sabang.
Dikawasan Sabang kala itu juga terdapat para ulama bahkan Aulia yang mengajarkan ilmu kepada jamaah haji.
Para Jamaah Haji akan dibekali ilmu selama 6 bulan lebih. Jika ada yang kurang sehat dan berpenyakit maka tidak akan diperkenankan pergi maka tersebut kawasan Pulo Rubiah Sabang sebagai kawasan karantina jamaah haji.
Setelah dari Sabang maka jamaah haji kemudian pergi dari Sabang ke kawasan Penang Malaysia atau Kedah dari Kedah menuju ke Maldives dari Maldives ke Gujarat dari Gujarat ke Palabuhan Mocca Yaman dan Dari Yaman dengan Karavan Menuju Mekkkah.
Kemudian ketika kembali dari Haji para jamaah Haji juga dikarantina enam bulan lagi di Pulo Rubiah sebelum kembali ke Bandar Aceh Darussalam.
Adapun nama –nama Aulia 44 beserta Lokasi makamnya sebagai berikut:
1. Makam Tgk Ibrahim (Tgk Iboih) di kawasan Ujong Iboh
2. Makam Tgk Paya Dua di kawasan Teupin Layeu, Iboh
3. Makam Tgk Gaupang di kawasan Gapang, iboh
4. Makam Cot Bak Ulim di Kompleks Teuku Muhammad Daud
5. Makam Tgk Dipasi di Blang Tunong, Balohan
6. Makam Tgk Diujeoung Guha Cotneuhoet, Jaboi
7. Makam Tgk Cot Bak Manee di kawasan Kualah Balohan
8. Makam Cok Bak Cuh di kawasan Jaboi/jalan mau ke gunung merapi
9. Makam Tgk Jauboi terletak di kawasan Jaboi/Teluk Jaboi
10.Makam Tgk Beurawang di Kawasan Berawang, Berawang
11.Makam Tgk Bungong di Kawasan Kenekai
12. Makam Tgk Mangeota di kawasan Bete Shok
13. Makam Tgk Ie Masen/Kuala Ie Mausen terletak di Kantor Polres Sabang
14. Makam Tgk Seuke Pulot Pandan terletak di kawasan Tapak Gajah Kota Atas
15. Makam Tgk Ie Meulee di Jurong Keramat
16. Makam Tgk Taupit Bieudok di kawasan Ujong Karang/Sumur Tiga
17. Makam Tgk Ujoung Meutigo di kawasan Tanah Hitam sekarang makamnya sulit dilihat karena sudah hilang nisannya sebagai petandanya adalah batang kuda-kuda yang jika dilihat berada di benteng peninggalan perang.
18. Makam Tgk Ujoung Seukee di kawasan Ujung Seuke/Balohan
19. Makam Tgk Anoui Raya di kawasan Gunung Anoi Raya
20. Makam Umi Cut Pouriah/Poriah di kawasan Pasie,Pria Laut
21. Tgk Ujoung Siukudooe di kawasan Ujong Sikudor
22. Makam Tgk Ujoung Mueruong
23. Makam Tgk Ujong Ba’u dekat radar AU
24. Makam Umi Siti Rubiah di kawasan Pulau Rubiah
25. Makam Umi Cut Keumala di kawasan air terjun, Pria Laut
26. Makam Umi Cut Kumairah Dewi di kawasan air terjun (adik, kaka dengan keumala)
27. Makam Tgk Saurong Kreeh dan beberapah sahabat yang belum saya ketahui namanya terdapat di tempat yg sama yaitu di kawasan Gunung Sarung Kreeh
28. Makam Tgk Peulau Teumpureung/Ba’ue dan istrinya di kawasan Pulau Rondo
29. Makam Tgk Hananan di kawasan Teupin Layeu (nama nya tidak mau disebut sama beliau/Tgk Hananan)
30. Makam Tgk Yunus di kawasan anek laot
31. Makam Umi Khatijah di kawasan Anek Laut istri Tgk Yunus
32. Makam Tgk Zulkarnain di kawasan G Labu
33. Makam Tgk Usman di kawasan G. Labu
34. Makam Tgk Abdul Wahab di kawasan G, Labu
35. Makam Umi Siti Mariah di Ujung Asam Kuta Barat
36. Makam Tgk Keuroung Raya di kawasan Kurung Raya
37. Makam Tgk Cot bau
38. Makam Tgk Said Husein Sempos
39. Makam Umi Maimunah di Pulau Rondo
40. Makam Umi Kalsum di Ujong Murong istri Tgk Ilyas
41. Makam Umi Mangeota di Bate istri
42. Makam Tgk Hananan di Ujong Karang
43. Makam Tgk. Said Husein Sempos, di kawasan Kebun Merica Kelurahan Kuta Barat.
44. Makam Umi Siti Mariah, di kawasan Ujoung Asam Kelurahan Kuta Barat.
Salah satu diantara Aulia 44 yang terkenal di sabang adalah Teungku Chiek Abu Dipasi yang makamnya ada di Blang Tunong Balohan (Areal Komplek kampus STIS Al Aziziyah Sabang sekarang dan dayah Tgk Chiek Abu Dipasi).
Jika melihat masa kehidupan beliau maka beliau tidak hanya menjadi pengajar di karantina Haji Pulo Rubiah, namun beliau juga menjadi ulama yang mengajar di Pelabuhan Sabang. Kisah Teungku Chik Abu Dipasi kisah hidup perjuangan yang menyebarkan ilmu keislaman sehingga kawasan Sabang menjadi kawasan ilmu pengetahuan saat itu.
Pada masa sekarang Abu Mudi salah seorang ulama besar Aceh dan dibantu oleh para kader intelektual, luar daerah dan daerah Sabang kemudian membangun kampus STIS Al Aziziyah Sabang dan dayah Tgk Chik Abu Di Pasi.
Tujuan adanya kampus dan dayah itu agar generasi muda Sabang khususnya dan aceh serta indonesia umumnya dapat meniru keteguhan dan kesabaran Tgk Chik Abu Di Pasi dalam mengajarkan Ilmu Islam.
Untuk menghidupkan kembali semangat para ulama dan Aulia 44 dalam mengajarkan ilmu agama Islam.
Sabang adalah daerah banyak cerita, disamping menjadi daerah wisata terindah di Ujung Sumatera dan juga menjadi daerah Wisata Religi. Seperti halnya tentang keberadaan Makam Aulia 44 berserta kisahnya dan tempat Karantina Haji di Pulau Rubiah.
Maka di Sabang perlu banyaknya lembaga – lembaga Islam yang bergerak dalam Pendidikan dan Syiar islam. Untuk mengembalikan identitas dan menghidupkan Kembali ajaran -ajaran yang telah dilakukan oleh para Aulia 44.
Sekaligus memberitahukan kepada Generasi Aceh dan Sabang tentang Sejarah keberadaan Para Aulia 44 dan karantina Haji pertama di Indonesia seraya masyarakat dan generasi muda senantiasa terus menjaga dan merawat makam– makam Para Aulia 44 yang ada di Sabang. (*)
Post a Comment