Dok.GEN A
Laporan Ikhsanul | Banda Aceh
SABANGINFO.COM, SABANG - Sebanyak 13 orang remaja (SMP-SMA) di Gampong Jawa mendapatkan pelatihan pengolahan barang bekas menjadi alat edukasi bebas rokok pada Minggu (11/02/2024).
Pelatihan ini adalah salah satu rangkaian program TaKasi-SeRa (Taman Edukasi Kesehatan Remaja) yang diselenggarakan oleh Generasi Edukasi Nanggroe Aceh (GEN-A) berkolaborasi dengan Taman Edukasi Aceh, yang didukung oleh UNICEF, dan PKBI. Program ini bertujuan membentuk kader promotor kesehatan sebaya dan menjadikan Taman Edukasi Gampong Jawa sebagai pusat pembelajaran untuk penyelesaian isu-isu kesehatan prioritas di Kota Banda oleh remaja setempat sesuai dengan program Youth for Health Impact.
Kegiatan ini dibagi menjadi empat sesi yaitu bermain games, membuat alat peraga bahaya rokok, praktik edukasi cegah rokok dan penyampaian kesimpulan. Peserta dibagi menjadi 4 kelompok dengan 1 orang remaja menjadi ketua dan didampingi oleh seorang fasilitator. Fasilitator berasal dari anggota GEN-A yang dengan berbagai latar belakang pendidikan seperti dokter, perawat, dan mahasiswa.
Setiap peserta belajar membuat alat peraga edukasi rokok dengan menggunakan limbah botol plastik yang banyak terdapat di Gampong Jawa sebagai bahan utama, ditambah dengan rokok, dan kapas. Alat peraga ini kemudian digunakan pada sesi praktek, yaitu dengan memasang rokok pada bagian tutup botol yang telah dilubangi, kemudian rokok dibakar dan dibiarkan agar asap masuk ke dalam botol.
Setelah rokok habis terbakar, lubang ditutup dengan kapas putih dan botol ditekan agar asap keluar tersaring pada kapas. Kapas yang menjadi kotor akibat asap rokok adalah gambaran kondisi paru-paru yang kotor akibat merokok. Pada proses praktik ini, seluruh yang terlibat diwajibkan menggunakan masker medis untuk mencegah paparan asap rokok.
Sesi dilanjutkan dengan edukasi dari fasilitator yang menjelaskan kesimpulan alat peraga bahaya rokok dan edukasi tentang bahaya rokok. Di dalam sebatang rokok terkandung lebih dari 4000 jenis zat kimia, 400 zat berbahaya, 43 zat penyebab kanker (karsinogenik).
Asap rokok yang dihisap baik oleh si perokok dan orang lain yang menghirup asap rokok berdampak pada timbulnya berbagai kondisi kesehatan seperti batuk hingga berdarah, tenggorok gatal, rambut rontok, kerusakan mata, kanker hidung dan saluran nafas, kerusakan gigi pada gigi, pembusukan jari-jari kaki hingga dapat diamputasi. Remaja adalah target pemasaran rokok karena mudah terpengaruh oleh sesuatu yang baru, unik dan menarik atau selalu mengikuti trend mode, termasuk rokok.
Beberapa cara menghindari pengaruh untuk merokok seperti hindari berkumpul dengan teman-teman yang sedang merokok, yakinlah bahwa rokok bukan satu-satunya sarana pergaulan, jangan malu mengatakan bahwa diri kita bukan perokok, perbanyak mencari informasi tentang bahaya rokok, hindari sesuatu yang terkait rokok dan lakukan hal-hal positif lainnya seperti olahraga, membaca atau hobi lainnya yang menyehatkan.
Tingkat kematian akibat merokok di Indonesia telah mencapai 57.000 orang pertahun. Namun demikian, konsumsi rokok tetap tinggi dan menjadi masalah adiktif yang sulit diputus mata rantainya. Menurut Survei Tembakau Pemuda Global 2019 sekitar satu dari sepuluh anak berusia 10-18 tahun di Indonesia adalah perokok dan lebih dari 40 persen pelajar Indonesia berusia 13-15 tahun telah mengkonsumsi produk tembakau.
Terkait kesehatan mental, Data Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) 2022 menunjukkan, satu dari tiga remaja yang berusia 10–17 tahun, atau 15,5 juta remaja Indonesia memiliki satu masalah kesehatan mental. Jumlah itu setara dengan 34,9 persen dari total remaja di Indonesia.
Survei yang dilakukan The Aceh Institute pada tahun 2021 melaporkan bahwa lebih dari 50% siswa di Kota Banda Aceh adalah perokok aktif, dan Provinsi Aceh menduduki peringkat 15 dengan angkat perokok tertinggi di Indonesia. Oleh karena itu diperlukan upaya nyata pencegahan rokok sejak dini dengan berbagai pendekatan dan kolaborasi.
“Anggota kader yang kita latih semuanya memiliki anggota keluarga yang merokok, dan 5 dari 8 peserta laki-laki pernah merokok dan 3 diantaranya masih merokok, bahkan yang salah seorangnya masih kelas 2 SMP dan mulai merokok sejak kelas 1 SD. Namun demikian, ada 2 peserta hebat yang telah berhasil berhenti total setelah 2 tahun menjadi perokok. Ini menjadi bukti dan alasan kuat untuk kita agar bergerak menyelesaikan permasalahan rokok ini”, tegas dr. Imam Maulana selaku Direktur Eksekutif GEN-A.
“Kami percaya walaupun isu rokok sangatlah sulit diselesaikan, namun setiap upaya kita akan berdampak dan berarti, setidaknya dimulai dari sekitar kita dan adik-adik kita” tambah Ns. Alfiatur Rahmi, S.Kep, selaku Ketua Panitia TaKasi-SeRa.
“Acara hari ini sangat seru, menyenangkan dan kami banyak belajar ilmu baru. Dulu sudah pernah ada edukasi terkait bahaya rokok, tapi bedanya hari ini ada peragaan alat yang kami bikin sendiri. Kakak abang nya juga seru dan enak di ajak berdiskusi, dulu saya pernah merokok namun sudah 3 tahun terakhir ini tidak lagi” ujar AZ salah satu remaja Gampong Jawa yang menjadi peserta pelatihan kader kesehatan.
“Harapannya adik2 dapat menjadi champion atau pelopor untuk mengedukasi mengajak teman sebaya lainnya dalam pencegahan perokok aktif di kalangan remaja dan mudah-mudahan kegiatan baik ini dapat terus dilanjutkan oleh adik-adik dengan inovasi lainnya dalam menyebarkan pesan-pesan kesehatan, walaupun UNICEF nantinya mungkin tidak dapat selamanya memberi dukungan sumber daya secara langsung” pesan dr. Tira Aswitama, M.Epid selaku perwakilan UNICEF Aceh.[]
Post a Comment