Laporan Tara Nadhira
SABANGINFO.COM, BANDA ACEH - Meningkatnya angka depresi dan bunuh diri di Indonesia, GEN-A laksanakan webinar untuk meningkatkan ketangguhan mental masyarakat Indonesia, Sabtu 28 Oktober 2023. Webinar ini mengusung tema “Mental Health is a Universal Human Right” diselenggarakan secara online dengan menghadirkan psikolog anak dan dokter.
Peserta yang mendaftar mencapai 205 orang dari berbagai provinsi di Indonesia. Penyelenggaraan webinar kesehatan mental ditujukan untuk memberikan gambaran permasalah kesehatan mental yang marak terjadi dan cara menjaga kesehatan mental.
Kegiatan ini diawali dengan pemutaran video peperangan yang terjadi di palestina, doa bersama dan ajakan untuk berdonasi, dan dilanjutkan dengan penyampaian materi. Pemateri pertama Wilda Yulia V, S.Psi, M.Psi dengan topik“Optimalisasi kesehatan mental pada trend self-diagnose.
” “Anak muda, Gen Z dan Post-Z punya pengetahuan terhadap kesehatan mental yang lebih tinggi, hal ini memunculkan kebutuhan pemahaman kesehatan mental seperti informasi, edukasi dan intervensi. Gencarnya media dan teknologi mengakibatkan munculnya berbagai trend dalam kesehatan termasuk selfdiagnose yang berdampak salah pemahaman, salah penanganan dan menimbulkan reaksi emosional yang berlebihan.” Jelas Ibu Wida yang merupakan seorang psikolog anak dan remaja.
Ibu Wida menekankan bahwa upaya untuk meningkatkan kualitas mental kita dimulai dengan mengenali diri. Beliau memberikan kuisioner sederhana berisi 20 pertanyaan singkat untuk menilai hal positif diri, hal negatif diri, tantangan, motivasi positif dan negative, karakter, serta tujuan hidup. Kemudian kita lanjutkan dengan melihat situasi dengan cara mengenali sumber stress, kemudian menerima it’s okay to be not okay, kemudian atur strategi positif untuk menyelesaikan masalah tersebut, termasuk mencari pertolongan.
Selalu ingat untuk kenali dan hargai diri, berpikir positif, temukan aktivitas baru yang menyenangkan, dan bersyukur, dan jika diperlukan carilah bantuan profesional. Ingat pesan Ali bin Abi Thalib bahwa “Angin tidak berhembus untuk menggoyangkan pepohonan, melainkan menguji kekuatan akarnya”, tegas Ibu Wida.
Materi kedua dengan topik “Ketahanan mental dengan pendekatan religio-psiko-sosio-neuro-immunologis” disampaikan oleh dr. Imam Maulana. Ia menjelaskan bahwa permasalahan mental (terutama depresi) di picu oleh stress yang berlarut-larut yang mana memiliki efek timbal balik antara agama (religio), jiwa (psiko), sosial (sosio), sistem saraf (neuro), dan daya tahan tubuh (immunologis). Stress adalah perasaan yang didapat pada saat adanya tekanan, ancaman, atau tantangan.
Pada dasarnya stress terbagi 2 yaitu distress dan eustress. Distress (stress jahat) akan berdampak buruk bagi tubuh, dan sebaliknya Eustress (stress baik) akan berdampak baik. Yang membedakan antara distress dan eustress adalah kemampuan atau sumber daya (modal) seseorang untuk menghadapi tantangan tersebut. Oleh karena itu, upaya meningkatkan sumber daya dalam atau dari luar diri sangat penting. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip Husnudzon-Doa-Ikhtiar-Tawakkal-Tawadhu.
Husnudzon kepada Allah SWT bahwa cobaan yang dialami tidak mungkin diluar batas kemampuan kita, lalu berikan afirmasi positif dengan berdoa dan meminta doa dari orang lain (orangtua, anak yatim, dan lain-lain), diikuti oleh usaha yang maksimal (ikthiar) termasuk mencari pertolongan baik kepada keluarga, sahabat, teman, atau profesional, serta diakhiri dengan berserah diri (tawakkal) dan bersyukur atas apapun hasilnya.
“Harapan saya setelah terlaksananya webinar ini adalah semua audiance dari webinar dapat menerapkan pola hidup dan pola pikir yang sesuai dengan arahan dari pemateri tadi, agar dapat menolong diri dan tidak mengisolir diri dari hal-hal sosial, karena belakangan ini pun sangat banyak kasus bunuh diri pada remaja, semoga webinar tadi dapat menciptakan kesehatan mental yang baik. Terimakasih kepada pemateri dan tim pelaksana.” ungkap Isna Rahmi, mahasiswa Universitas Syiah Kuala selaku peserta webinar.
“Semoga dengan adanya webinar ini dapat memberikan kebermanfaatan yang meluas, mampu meningkatkan pemahaman kita tentang pentingnya kesehatan mental, kemudia para generasi mudah dapat lebih bijak dalam mengelola informasi, serta terciptanya suatu pemikiran dan perasaan yang posotif untuk mental ideal.” tutur Ulfa Mudhia sebagai Koordinator G-Force dari GEN-A.
Generasi Edukasi Nanggroe Aceh (GEN-A) adalah LSM kepemudaan yang memiliki visi yaitu menjadi katalisator generasi unggul Aceh yaitu anak-anak dan pemuda Aceh untuk terus mengembangkan potensi diri. Penggiat GEN-A adalah para pemuda Aceh berprestasi dari berbagai kepakaran.
GEN-A menjadi wadah bagi pemuda-pemudi yang ingin aktif untuk mengusung pembelajaran pembangunan karakter khususnya bagi anak-anak Aceh. GEN-A memiliki beberapa sub-unit salah satunya G-FORCE, yaitu sub-unit yang bergerak dibidang pelatihan softskill terpadu dengan menerapkan kurikulum dan trainer bertandar nasional dan internasional. Kegiatan GEN-A mendatang dapat langsung dicek melalui media sosial instagram @gen.eduaceh.[]
Post a Comment