Mahasiswa USK Inisiasi Program Edukasi Pencegahan Zoonosis

 


SABANGINFO.COM, BANDA ACEH - Empat  Mahasiswa Universitas Syiah Kuala menginisiasi dayah binaan cegah Zoonosis  di Yayasan BTRG Ulee Kareng. Kamis, 10 Agustus 2023


Acara tersebut turut mengundang Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, Dinas Peternakan Provinsi Aceh dan Dinas Sosial Kota Banda Aceh.

Pemateri  dr. Nila Frisanti dari Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dengan topik “Pencegahan Penularan Zoonosis”. menyampaikan bahwa zoonosis adalah penyakit atau infeksi yang dapat ditularkan dari hewan kepada manusia dan 60 % penyakit menular pada manusia bersumber dari zoonosis. 


Hewan penyebab zoonosis diantaranya anjing, kucing, babi, kelelawar, tikus, kambing, kerbau, sapi, kuda, unggas, reptil dan hewan liar lainnya. Faktor pemicu daripada zoonosis ini bisa saja terjadi karena peningkatan populasi, globalisasi, urbanisasi, penggundulan hutan dan perubahan iklim. 


“Penularan zoonosis ini dapat dicegah dengan berbagai cara, seperti mencuci makanan sampai bersih dengan benar sebelum diolah. Jika mengolah bahan makanan, harus dimasak dengan benar dan juga matang. Untuk adik-adik yang punya hewan peliharaan atau disekitarnya terdapat hewan peliharaan, maka hindari diri agar tidak terkena gigitan atau cakaran hewan tersebut,” tegas dr. Nila Frisanti.


 Kegiatan ini melibatkan anak-anak Yayasan BTRG dengan rentang usia 7-17 tahun dan hidup dalam lingkungan asrama, maka dr. Nila Frisanti sangat menekankan kepada mereka untuk menjaga kebersihan lingkungan, menjaga kebersihan diri, tidak bertukar barang pribadi, tidak jajan sembarangan, makan makanan yang bergizi dan juga olahraga secara teratur. 


Hal ini penting dilakukan agar terhindar daripada penularan zoonosis. Di penghujung materi, beliau juga mengajak anak-anak tersebut untuk mendemontrasikan 6 langkah cuci tangan pakai sabun yang sangat penting untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 


Materi kedua dengan topik “Pencegahan dan Penanganan Rabies” disampaikan oleh drh. Agus Nurza Zulkarnain (Perwakilan Dinas Peternakan Aceh). Ia menyampaikan bahwa terdapat 18 provinsi yang belum bebas kasus rabies di Indonesia. Jumlah rata-rata per tahun kasus gigitan yang ditularkan dari hewan penular rabies kepada manusia, yaitu lebih dari 15.000 kasus. 


Dalam pemaparannya, mengungkapkan bahwa ada beberapa ciri-ciri yang dapat dilihat pada hewan yang terkena rabies, seperti gelisah dan agresif, menyendiri, takut cahaya, air liur berlebihan, takut suara, takut air, ekor suka ditekuk di antara kedua kaki belakang dan suka menggigit apa saja yang ada di sekitarnya baik benda ataupun manusia. “Oleh karena itu, penting untuk mensosialisasikan hal ini sebagai upaya pencegahan. Karena jika terlambat ditangani, maka virus rabies yang sangat berbahaya ini dapat berakhir dengan kematian,” ujar Zulkarnain


Ia juga menjelaskan gejala yang terjadi jika seseorang terkena gigitan hewan pembawa virus rabies, seperti timbulnya nyeri pada luka gigitan, sakit kepala, lemas, gelisah, mulut berlendir, takut air, takut angin, takut cahaya dan suara. “Penting untuk kita mengenali ciri hewan pembawa rabies. Jika kita menemukan hewan dengan ciri-ciri rabies, maka jangan dibunuh, akan tetapi tangkap hewan tersebut dan lapor ke Puskeswan atau petugas dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan agar bisa ditangani sesuai prosedur,” tegas drh. Agus Nurza Zulkarnain.


Di penghujung materi, beliau mengingatkan bahwa untuk penanganan awal, korban yang terkena gigitan hewan pembawa rabies ini sesegera mungkin mencuci luka dengan air mengalir, kemudian berikan obat antiseptic dan segera bawa ke pusat kesehatan hewan atau Rabies Center agar segera diberikan Vaksin Anti Rabies atau VAR.


Rangakaian acara ditutup dengan sesi tanya jawab oleh anak-anak Yayasan BTRG kepada pemateri, kemudian dilanjutkan dengan kuis ceria nan Islami dan ditutup dengan foto bersama. Terdapat juga pemberian vaksin rabies yang diberikan oleh Dinas Peternakan Aceh untuk seekor monyet yang dimiliki oleh salah satu pengurus yayasan. 


Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Veteriner Dinas Peternakan Aceh, drh. Ruhaty mengatakan bahwa, sosialisasi terkait pencegahan dan penanganan rabies sangat penting sebagai upaya melindungi manusia dari penyakit yang berbahaya. “Sosialisasi ini sangat penting kita lakukan agar masyarakat memiliki pemahaman yang baik terkait penanganan dan pencegahan rabies. Langkah ini adalah upaya yang kita tempuh untuk mencegah dan menyadarkan masyarakat terkait ciri bahaya dari rabies dan juga cara untuk mengatasinya,” tutur drh. Ruhaty.


Tasya Amanda selaku ketua tim berharap semoga wawasan adik-adik terkait penyakit yang dapat ditularkan dari hewan dan cara pencegahannya dapat bertambah. “Kegiatan ini berisi sosialisasi dan edukasi, yang mana untuk sosialisasi sendiri materinya disampaikan oleh dokter-dokter yang telah hadir dari Dinas Kesehatan dan Dinas Peternakan, 


sedangkan edukasi akan kami berikan secara langsung nantinya. Besar harapan kami agar program ini dapat didukung oleh dinas-dinas terkait yang telah hadir dalam pembukaan acara kami, agar program edukasi terkait pencegahan penularan zoonosis ini nantinya bisa didapat oleh lebih banyak masyarakat, karena topik tentang zoonosis sendiri masih menjadi topik yang sangat jarang diketahui oleh masyarakat,” ujar Tasya Amanda.


Kegiatan ini adalah bagian dari Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) yang diketuai oleh Tasya Amanda (Pendidikan Dokter, 2022) dan beranggotakan Syifaul Nazila (Ilmu Keperawatan, 2021), Aufa Asy-Syifa (Pendidikan Dokter Hewan, 2022) dan Irfan Agung Sukmana (Pendidikan Dokter Hewan, 2022),


 dan dibimbing oleh Dr. Rina Suryani Oktari S.Kep., M.Si., Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala. Program ini merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas mahasiswa oleh Ditjen Diktiristek.[]

Post a Comment

Previous Post Next Post