Oleh : Cut Rizkina | Penulis adalah Mahasiswi STIS AL - Aziziyah Sabang, Prodi Hukum Ekonomi Syariah, asal Gampong Keneukai Kecamatan Suka Makmue
SABANGINFO.COM - Tradisi
buka puasa bersama di Sabang adalah sebuah keistimewaan tersendiri yaitu yang
mana kebanyakan masyarakat Sabang lebih memilih berbuka di kafe-kafe bersama
keluarga dan ada juga yang bersama kawan-kawan lama.
Dengan
adanya tradisi ini bisa mempererat hubungan kekeluargaan dan pertemanan,
adapun silaturahmi tersebut terjalin hanya setahun sekali. banyak orang langsung
booking kafe jauh-jauh hari sebelum hari H.
Adapun
tradisi disini masyarakat nya lebih memilih kafe-kafe yang memiliki pemandangan
yang indah serta bagus misal nya seperti
Kafe di teluk Sabang, Menara Merah Putih, kafe Putroe ijoe dan orang-orang
langsung berfoto-foto terlebih dahulu sebelum berbuka karna tempat nya yang memiliki
view yang sangat bagus.
Seperti di teluk Sabang merupakan tempat terfavorit untuk berbuka puasa bersama keluarga dan teman. temapatnya yang dekat dengan laut dan tampak indah dengan kapal - kapal dan boat kecil yang tersandar di teluk sabang yang terangi oleh cahaya lampu yang sangat terang tersebut sehingga pemandangan sangat bangus dan indah serta sangat berkesan.
apalagi
bagi ibu-ibu sudah pasti ber-selfie dengan kawan-kawan nya, untuk ciri khas
menu berbuka biasa nya lebih ke ayam bakar/ayam penyet,ikan bakar, untuk
minuman nya biasa SOP buah ,es timun, untuk tambahan nya kita bisa beli sendiri
misal seperti kue-kue lainnya ,bisa juga kita minta tambahan dari pihak kafe
tersebut.
Ritual
buka Puasa Bersama awalnya muncul dari kesepakatan Bersama dalam temu ramah
antar alumni sekolah, kampus dan tempat pekerjaan. Biasanya buka puasa Bersama sudah
mulai pada minggu kedua puasa. Disitu sudah ada terbangun komunikasi di dalam
group whatshapp untuk memperkuat hubungan silaturahmi dan kekompakan.
Biasanya
ada juga yang membawa menu tambahan berbuka tersendiri yang di olah di rumah
kemudian dibekali pada saat berbuka selain tersedia makanan dan minuman yang
ada di kafe – kafe tempat yang dipesan.
Sedangkan
Pada Puasa 17 Ramadhan di sabang, sudah
mulai memasak kuah beulanggong di meunasah. Kemudian dibagikan kepada
masyarakat setempat. Kuah beulangong
yang isinya adalah daging dan rempah pilihan itu. Sebelumnya masyarakat
melakukan “ Meuripee “ berkumpul donasi yang dibebankan per Kepala Keluarga
selain ada donator lainnya.
Kegiatan
“ Meripee “ mengambarkan bahwa sikap dermawan dan saling berbagi ini mewujudkan
kekompakan antar warga dalam memuliakan bulan suci Ramadhan. Kuah beulanggong
yang sudah masak kemudian di umumkan di Masjid dan meunasah untuk membawa
rantang yang dimasukkan kuah beulanggong.Pada usai zuhur, masyarakat sudah bisa
mengantar rantang, tak lama kemudian dibawa pulang untuk keluarga di rumah.
Sedangkan
Pada malamnya, saat berbuka Puasa Suami, Anak lelaki dewasa dan Anak – anak berbuka
puasa Bersama di masjid dan meunasah dengan menu berbuka sudah tersedia oleh
panitia. Usai tersebut melakukan shalat jamaah magrib kemudian dilanjutkan silaturahmi
antar warga setempat.
Ada
juga pada Puasa 17 Ramadhan dan seterusnya, bagi masyarakat sabang ada juga
melakukan berbuka Puasa Bersama keluarga dengan melaksanakan berbuka di rumah orang tuanya. Dengan membawa segala menu
masakan atau memasak di rumah orang tua. Ada juga bagi yang tidak ada lagi
orang tua membuat berbuka puasa di rumah abang atau kakak yang tertua dalam keluarga.
Sedangkan
Bagi Santri yang mengaji pada malam tertentu di atas 17 ramadhan melakukan
berbuka puasa di rumah Gurunya dengan membawa bekal buka puasa dari rumah dan
ditambahkan ada masakan “ Manok Kala “ dan Kuah beulangong yang ada di rumah gurunya
tersebut.
Tradisi
dan ritual seperti ini, terus hidup dalam kalangan masyarakat. Dengan berbuka
puasa Bersama disitu mempereratkan kekompakan dan silaturahmi. Semoga kita
terus Dapat memuliakan bulan suci
Ramadhan ini untuk meraih Keberkahan dan
pahala dari Allah SWT.
Post a Comment