Saweu Gampong

 


Oleh: Alvi Dahlia | Penulis Merupakan Mahasiwi Hukum Ekonomi Syariah, STIS AL - Aziziyah Sabang, tinggal sekarang Gampong Krueng Raya Sabang,  asal Aceh Barat Daya


SABANGINFO.COM, Saweu Gampong atau mudik merupakan singkatan dari (mulih dilik) artinya pulang sebentar. Mudik atau yang sering disebut pulang ke kampung halaman kerab menjadi kebiasan atau tradisi menjelang perayaan lebaran hari raya idul fitri.

 Bagi umat islam yang memiliki keistimewaan lebih untuk berkumpul bersama keluarga besar, bersilahturahmi dengan keluarga besar dan sanak saudara, dan juga berziarah dalam suasana perayaan hari raya.Mudik sangat berdampak baik bagi kita sebagai makhluk sosial, tentu kita membutuhkan interaksi dengan sesama, mudik akan memperkuat silahturahmi dan menumbuhkan rasa kebersamaan dan kehangatan, kita juga dapat berbagi kepada saudara yang membutuhkan.

 

Mudik sangatlah berarti pada keluarga yang merantau diluar daerah sehingga jauh dari keluarga besar, orang-orang rela antri, berdesak-desak serta macet panjang demi bisa melaksanakan tradisi saweu gampong (pulang ke kampung halaman) dan berkumpul bersama keluarga saat lebaranTradisi ini juga sebagai pengingat asal usul daerah bagi mereka yang merantau, dan juga mudik sebagai obat penghapus rindu keluarga yang ditinggal setelah setahun sibuk dalam rutinitas pekerjaan bagi mereka yang merantau,sehingga saat memulai aktivitas bekerja lagi setelah lebaran/mudik kembali memiliki semangat baru.

 

Seperti halnya di Sabang, banyak Pekerja di ujung barat Indonesia ini berasal dari berbagai provinsi, daerah di Indonesia. Satu minggu sebelum hari raya idul fitri mereka sudah melakukan persiapan berupa menpacking Pakaian, oleh – oleh dan barang yang lain untuk dibawa pulang ke kampung halaman untuk dinikmati Bersama keluarga tercinta.


Saweu Gampong merupakan tradisi yang sangat sakral menjelang hari raya idul Fitri. Jika tidak pulang kampung maka ada rasa kekurangan dalam menyambut hari raya. Apalagi tidak Bersama keluarga besar, berziarah ke kuburan para pendahulu serta mendoakan. Tidak cukup disitu, Pulang kampung sangat berkmakna nilainya berkumpul Bersama keluarga. Keluarga di kampung juga sudah mempersiapkan segala hal seperti kue, makanan yang di sajikan untuk anak, cucu dan cicitnya untuk dinikmati di hari raya.

 

Seperti dalam Bahasa Aceh:

“ Uroe Get Buleun Get, Timphan Mak Peuget, Hana Meuteme Rasa”

  ( Hari Baik Bulan baik, Timphan mama Buat tidak bisa dicicipi)

 

Maka seorang orang tua, ibu dan nenek. Jika anak – anaknya tidak pulang kampung maka ia berhari raya dalam keaadaan tidak sempurna dan tidak Bahagia. Apalagi makanan yang sudah dibuatnya tidak dinikmati oleh anak, cucunya. Maka disini orang tua menangis melihat wajah, senyuman anak cucunya yang dibayangkan sambil duduk sendirian air mata terus mengalir dan membahasi pipinya.

 

Orang tua, tidak perlu oleh-oleh, atau uang yang diberikan kepadanya. Ia hanya mengharapakan anak – anaknya, cucu -cucunya pulang kampung. Maka disitulah orang tua sangat senang, Bahagia dan terharu. Karena berkumpul Bersama keluarga itu adalah hal sangat meningkatkan silaturahmi dan kebersamaan. Sebelum hari raya tiba, orang tua sudah mempersiapkan daging untuk dicicipi Bersama keluarga di hari meugang. Betapa sedihnya orang tua jika anak dan cucunya tidak pulang dari perantauan.

 

“ Kepeu Sie Meugang Saboh Beulanggong, menyoe Aneuk hana Sajan Mak.”

( Untuk apa daging satu kuali, jika Anak – anak tidak Bersama ibu)

 

Betapa sedinya orang tua, dalam menanti anak – anak pulang dari perantauan. Namun tidak pulang kampung maka yang sudah disiapkan dan di masak itu sepertinya tidak bernilai dan berguna. Karena orang tua membuat kue dan memasak dengan hati, dengan penuh rasa rindu yang sangat mendalam bisa bersalaman dan mengendong cucu itulah  sangat Bahagia orang tua. Saking Bahagianya, walau dibandingkan dikasih emas satu gunung belum bisa terbandingkan dengan bisa berkumpul dengan anak  dan cucu di hari raya.

 

Maka di sabang, banyak orang perantauan yang bekerja sebagai ASN dan pengusaha di kota wisata ini. Warga Sabang Banyak berasal dari Pulau Jawa, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau,Sumatera Selatan,  Sulawesi, Makasar, Kalimantan dan Papua selain dari Provinsi Aceh.

 

Dari Provinsi Aceh banyak warganya di sabang berasal dari Kabupaten Pidie, Pidie Jaya, Aceh Besar, Aceh Selatan, Aceh Barat, Aceh Barat daya, Aceh Singkil, Bireun, Aceh Utara, Lhokseumawe, Aceh Timur, Langsa, Aceh Tamiang, Aceh Tenggara hinga Takengon.

 

Menjelang Hari Raya Idul Fitri, mereka semua Pulang kampung sehingga di sabnag kotanya semakin sepi. Tampak pada hari puncaknya mudik H–3 Raya Idul Fitri. Kota sabang sudah sepi. Kecuali penduduk asli sabang yang tidak pulang. Dan bagi putra/putri Sabang yang berkerja di luar pulang ke sabang. Namun Sabang akan banyak pengunjung pada hari raya ke tiga, sudah banyak berdatangan para wisatawan local untuk menikmati wisata di sabang, sehingga sabang tidak sepi lagi.

 

Dari segi  ekonomi, pulang kampungnya para perantau akan membuat peredaran uang di daerah semakin banyak, karena mereka datang membawa uang, inilah sebabnya saat lebaran terjadi perputaran ekonomi yang tinggi di kampung, sehingga para petani, nelayan, dan pemerintah daerah mendapat manfaat ekonomi, sehingga sangat berdampak baik untuk pertumbuhan ekonomi.

 

 Para pemudik tentunya membutuhkan sarana transportasi yang akan menggerakan perekonomian di sektor transportasi dengan pembelian tiket pesawat, kapal, kereta api, bus, travel, dan sebagainya. Apabila menggunakan kendaraan pribadi pun, akan tetap menggerakkan roda perekonomian dengan pembelian bahan bakar, pembayaran tol, pembelian makanan dan minuman apabila berhenti di tempat makan dan lain-lain.  Dan juga akan meningkatkan perekonomian di bidang wisata dan juga kuliner dengan pembelian oleh-oleh UMKM di Daerah tersebut.

 

Pulanglah Kampung, orang tua sudah menunggu anak -anak dan cucunya dikampung halaman. Setahun sekali mengunjungi orang tua, sangatlah bermakna dan orang tua Bahagia. Maka distulah allah tersenyum kepadamu.


Post a Comment

Previous Post Next Post