Keahlian Tangan Perempuan Tenggulun

 



Oleh: Irda Dzulianda, Penulis Merupakan Mahasiswa Prodi Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh


Desa Tenggulun Kecamatan Tenggulun Kabupaten Aceh Tamiang merupakan salah satu desa yang berdampingan dengan Kawasan Ekosistem Leuser di Provinsi Aceh.  Desa dengan luas wilayah mencapai 2.273,44 ha ini memiliki sektor perkebunan kelapa sawit sebagai komoditas utama. Luasnya area perkebunan kelapa sawit di desa Tenggulun selama ini hanya dimanfaatkan untuk menghasilkan minyak kelapa sawit dalam skala besar, namun limbah dari kelapa sawit belum dimanfaatkan menjadi produk yang bernilai ekonomis dan unik. 


Masyarakat di desa Tenggulun masih sangat bergantung pada penjualan kelapa sawit dan perlu diperhatikan bahwa komoditi kelapa sawit juga memiliki keterbatasan dalam memberikan keuntungan kepada masyarakat, misalnya harga sawit anjlok, harga yang bersaing, dan kelapa sawit yang tidak bisa dikembangkan lagi. Berangkat dari permasalahan ini perempuan Tenggulun melihat adanya peluang ekonomi hijau dalam pengembangan produk yang bersumber dari pohon kelapa sawit, bukan hanya sebagai penghasil minyak (oil palm), namun limbah dari bagian pohon kelapa sawit yaitu lidi sawit dapat di anyam menjadi produk yang miliki nilai jual ekonomis. 



Perempuan Tenggulun yang melihat peluang ekonomi hijau dalam pemanfaatan limbah sawit (lidi) dengan membentuk sebuah kelompok yang disebut Kelompok Cendana Wangi. Kelompok ini bertujuan untuk memperkuat ikatan perempuan tenggulun dalam pemanfaatan sumber daya alam yang ada disekitar mereka tanpa merambah hutan sehingga keseimbangan ekosistem yang berkelanjutan tetap terjaga sebagaimana mestinya.

    

Di tengah kesibukan mereka sebagai ibu rumah tangga yang mempersiapkan kebutuhan domestik, menyempatkan diri untuk menganyam lidi sawit menjadi aneka produk yang unik dan ekonomis seperti piring tempat buah, mangkok nasi, piring, wadah ikan panggang dan lainnya. Salah satu anggota Kelompok Cendana Wangi dikenal sebagai waserba (wanita serba bisa) Ernawati menyatakan bahwa mereka tidak hanya fokus pada produksi olahan dari lidi sawit, mengingat masih terdapat beberapa pekerjaan yang harus mereka selesaikan seperti kebutuhan domestik.




“Disini perempuannya memiliki kesibukan masing-masing mulai dari pekerjaan rumah, ke ladang, dan beberapa aktivitas lainnya, sehingga ya untuk menambah pemasukan keluarga kami menganyam lidi sawit di waktu senggang, kan lumayan juga jadi ada uang jajan tambahan keluarga dan pastinya ramah lingkungan”, ujar wanita 32 tahun ini pada saat dihubungi via telpon seluler, Selasa (19/12/2022)


Kelompok Cendana Wangi mendapat dukungan dari pihak HAKA (Hutan Alam Lingkungan Aceh) sebagai bagian dari perlindungan alam berkelanjutan. Setiap mengadakan kegiatan, kelompok ini berkolaborasi dengan stakeholder terkait dalam meningkatkan semangat para anggota kelompok agar terus berjuang ditingkat tapak demi meningkatkan penghasilan keluarga dan menjaga keseimbangan alam. 



Kerajinan tangan perempuan Kelompok Cendana Wangi dalam bentuk anyaman nan unik dari pemanfaatan limbah sawit membutuhkan ketekunan, kesabaran serta kreativitas. Hal ini terlihat ketika mereka menyatukan setiap lidi, kemudian di anyam sesuai dengan karya yang ingin mereka hasilkan. Keindahan setiap anyaman itu memberikan kesan kepuasan tersendiri bagi perempuan kelompok Cendana Wangi, karena dengan pemanfaatan limbah sawit (lidi) ini menunjukkan bahwa mereka mampu mengelola sumber daya alam yang tersedia tanpa harus merambah hutan dan semakin banyak konsumen yang beralih penggunaan produk tanpa plastik, maka pencemaran lingkungan akan terminimalisir.


Dalam hal ini perempuan Tenggulun telah memberikan warna baru bagi kehidupan ramah lingkungan, yang mana berusaha beralih dari penggunaan produk peralatan dapur yang berbasis plastik menjadi peralatan dapur dari anyaman lidi sawit. Kreativitas perempuan Tenggulun ini menunjukan akan kesadaran mereka dalam mengelola, memanfaatkan dan menjaga alam agar tetap terjaga kelestariannya. Semangat perjuangan perempuan Tenggulun Kelompok Cendana Wangi membutuhkan apresiasi dari berbagai pihak pemangku kepentingan agar kelompok tersebut dapat merangkul pasar berbasis lingkungan dan kebangkitan ekonomi hijau.

Post a Comment

Previous Post Next Post