Sabang Kota Wisata yang Terus Berbenah




“Kita terus berbenah dan menata objek wisata di kota Sabang sehingga para wisatawan yang berkunjung ke kota Sabang dapat merasa nyaman dan betah berlama-lama berlibur di Kota Sabang,” tutur Ferdiansyah, Wakil ketua DPRK Sabang dari Partai Golkar.

 


SABANG merupakan salah satu kota di Provinsi Aceh yang berada di paling ujung barat Nusantara. Sabang terdiri dari sejumlah pulau seperti Weh, Seulako, Rondo, Rubiah, dan Klah yang terkenal akan keunikan serta pesona wisata baharinya.  Pulau Weh merupakan yang terbesar dengan luas mencapai 120,7 kilometer persegi dan tentunya menyimpan berbagai destinasi wisata yang unik untuk dijelajahi.

 

Untuk sampai ke Pulau Weh, bisa menaiki kapal ferry dari Pelabuhan Ulee Lheue di Kota Banda Aceh menuju ke Pelabuhan Balohan Sabang dengan waktu tempuh 1,5 jam  sementara dengan kapal cepat waktu tempuh 45 menit.  Sesampainya di Pulau Weh, anda bisa mengeksplorasi seisi Sabang dengan mobil rental ataupun menyewa sepeda motor

 

Objek wisata alam di kota Sabang tidak dapat diragukan lagi keindahannya. Anda juga akan disambut dengan keramahan dari warga lokal yang semakin membuat nyaman berlibur di kota Sabang ini. Anda tidak perlu khawatir karena harga untuk berlibur di kota Sabang cukup terjangkau.

 

Sejarah Kota Sabang cukup menarik dibaca ulang, Pulau ini terus berbenah hingga saat ini. Pembenahan di berbagai sektor terutama wisata kembali terlihat saat ini untuk lebih memaksimalkan layanan kepada para wisatawan yang berkunjung.

 

Anggota DPR Kota Sabang, Ferdiansyah menyebutkan saat ini tengah dilakukan pembenahan berbagai sisi oleh Pemko Sabang untuk mendukung Sabang sebagai destinasi wisata di Aceh. Ia mengatakan, destinasi wisata harus menjadi wilayah yang nyaman saat dikunjungi wisatawan.

 

“Kita terus berbenah dan menata objek wisata di kota Sabang sehingga para wisatawan yang berkunjung ke kota Sabang dapat merasa nyaman dan betah berlama-lama berlibur di Kota Sabang,” tutur Ferdiansyah, Wakil ketua DPRK Sabang dari Partai Golkar.

 

Menurut Ferdiansyah, kenyamanan adalah layanan utama yang harus tetap diberikan agar Sabang tetap menjadi destinasi pavorit di Indonesia untuk keindahan wisata baharinya dan alam yang eksotik bagai Mutiara.

 

Dalam catatan sejarah, tertulis, pada abad ke 13, Sinbad mengadakan pelayaran dari Sohar, Oman, jauh mengarungi melalui rute Maldives, Pulau Kalkit (India), Sri Langka, Andaman, Nias, Weh, Penang, dan Canton (China). Sinbad berlabuh di sebuah pulau dan menamainya Pulau Emas, pulau itu yang dikenal orang sekarang dengan nama Pulau Weh

 

Pulau Weh dan kota Sabang sebelum Perang Dunia II adalah pelabuhan terpenting di selat Malaka, jauh lebih penting dibandingkan Temasek (sekarang Singapura). Dikenal luas sebagai pelabuhan alam bernama Kolen Station yang dioperasikan oleh pemerintah kolonial Belanda sejak tahun 1881.

 

Pada tahun 1883, dermaga Sabang dibuka untuk kapal berdermaga oleh Asosiasi Atjeh. Awalnya, pelabuhan tersebut dijadikan pangkalan batubara untuk Angkatan Laut Kerajaan Belanda, tetapi kemudian juga mengikutsertakan kapal pedagang untuk mengirim barang ekspor dari Sumatra bagian utara. Pada tahun 1887, Firma Delange dibantu Sabang Haven memperoleh kewenangan menambah, membangun fasilitas dan sarana penunjang pelabuhan. Era pelabuhan bebas di Sabang dimulai pada tahun 1895, dikenal dengan istilah Vrij Haven dan dikelola oleh Sabang Maatschaappij. [*/Irwandi]


BACA JUGA:

Perlu Sinergi Benahi Wisata Religi di Sabang


Post a Comment

Previous Post Next Post