SABANGINFO.COM, SABANG - Untuk mencapai target penurunan angka stunting semua pihak harus terlibat dalam melindungi anak. Peran keluarga sangat dibutuhkan untuk menyadari pentingnya imunisasi pada anak sejak dini, agar terhindar dari berbagai penyakit.
Hal itu disampaikan Pj. Wali Kota Sabang, Reza Fahlevi, saat membuka kegiatan Evaluasi Kinerja Sekretariat TPPS dalam Rangka Percepatan Penurunan Stungting Tingkat Kabupaten/Kota, Rabu (16/11) malam. Kegiatan ini digelar di Kota Sabang dari 16 hingga 18 November 2022.
"Imunisasi adalah program pemerintah untuk melindungi anak bangsa sebagai generasi penerus negeri ini. Kita semua harus terlibat dalam menyadarkan masyarakat akan pentingnya imunisasi dan selalu mengunjungi Posyandu untuk memeriksa kondisi anak secara berkala," kata Reza Fahlevi.
Turut hadir Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN, Bonivasius Prasetya Ichtiarto, Direktur Perencanaan Pengendalian Penduduk , Munawar Asikin, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekdako Sabang, Faisal Azwar, Kepala Perwakilan BKKBN Aceh, Sahidal Kastri, Sekban, Husni Thamrin, Koordinator Bidang Dalduk, Nurzikra Hayati, Koordinator Bidang KSPK, Faridah dan Kadinkes dan KB Kota Sabang, Edi Soeharto
Lanjutnya, pemerintah terus mengambil langkah positif untuk memaksimalkan penurunan angka stunting di Kota Sabang. Sejauh ini, berbagai upaya dan dukungan juga dilakukan, seperti pembangunan sanitasi, air bersih, penyediaan pangan yang aman dan bergizi serta sosialisasi yang juga kerap dilakukan kepada masyarakat.
"Pemerintah bersama berbagai pihak, terus mengambil langkah-langkah positif untuk memaksimalkan stunting yang salah satunya dengan cara pendekatan melalui sosialisasi kepada keluarga dan masyarakat," ujarnya.
Reza juga menyebutkan untuk kunjugan Posyandu per Oktober 2022 sebanyak 3762 balita atau sekitar 89.7 persen. Jumlah ini menurutnya terus meningkat dan diharapkan jumlah anak diimunisasi juga akan terus meningkat.
Sementara itu, Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN, Bonivasius Prasetya Ichtiarto, menjelaskan masalah stunting tidak bisa dianggap remeh, harus pikirkan lebih jauh, karena dampaknya akan terbawa sampai anak tumbuh dewasa.
"Untuk itu Kita harus fokus pada program kerja kita. Ada dua programnya yang pertama terkait dengan spesifik, kemudian yang kedua terkait dengan sensitif. Spesifik itu dampaknya 30 persen, sedangkan sensitif itu 70 persen” terangnya.
Dia menjelaskan, spesifik ini lebih kepada penanganan stunting secara langsung yakni penanganan secara klinis atau medis, pemberi makan tambahan, peningkatan gizi dan lain sebagainya. Sedangkan sensitif yang paling berat mengacu pada pola makan anak, pola asuh, kebiasaan dan lainnya.
"Namun, yang menjadi masalah adalah pola pikir dan budaya masyarakat saat ini. Untuk mengejar angka 14 persen dan tidak memunculkan stunting baru, kita harus terus dilakukan pencegahan dan memberi kesadaran kepada masyarakat pentingnya pemenuhan gizi dan pola asuh yang tepat bagi anak," tegasnya.
Kepala Perwakilan BKKBN Aceh, Sahidal Kastri, didampingi Manager Data Pemantauan dan Evaluasi Satgas PPS Aceh, T.M.ilzana menyebutkan, pravelensi stunting di Sabang termasuk rendah ditingkat Provinsi Aceh, sebesar 23,8 persen, tetapi masih dalam range yang dikeluarkan oleh WHO yaitu sebesar 20 persen.
"Harapan kita di Kota Sabang pada tahun 2023 menurun sebesar 20,71 persen atau penurunannya sebesar 3,10 persen," kata Sahidal Kastri.
Lanjutnya, sekarang ini, Kota Sabang telah terbentuk Tim TPK sebanyak 54 org dengan jumlah 18 tim di 18 desa di tiga kecamatan yaitu Sukakarya, Sukamakmue dan Sukajaya.
Ada pun bantuan program yang sudah berjalan, sebut Sahidal, diantaranya, pendampingan fasilitas rujukan, baksos, pendampingan pelayanan KIE. "Ini adalah program dari BKKBN diluar itu ada juga program dari kedinasan lain, seperti pemberian Genaseh dan lainnya," ringkasnya.
Manager Data Pemantauan dan Evaluasi Satgas PPS Aceh, T.M.ilzana menambahkan, data di atas dapat dicek langsung di dasboard keluargaberesikostunting-dasboard.bkkbn.go.id.
Ia juga menambahkan, saat ini angkan stunting Sabang berada di posisi 412 jiwa anak stunting, data per 28 Oktober 2022 (data ini diperoleh dari rekapitulasi data pengawalan Satgas PPS Aceh).[]
Post a Comment