Laporan Imam Maulana | Banda Aceh
SABANGINFO.COM, BANDA ACEH - Mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) sukses memperkenalkan inovasi alat detektor derajat keparahan COVID-19 dalam rangka mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa-Karsa Cipta (PKM-KC) yang diselenggarakan oleh Simbelmawa dibawah Kemenristekdikti. Sabtu (08/10/2022).
Disisi lain, alat tersebut juga dapat memberikan panduan kesehatan secara asynchronous telemedicine.
Tim PKM-KC ini dibimbing oleh Dr. dr. Budi Yanti Sp.P(K) yang terdiri dari ketua tim, Adinda Zahra, Ayufi Ramadhani dari Pendidikan Dokter, dengan anggota Zarfan Fawwaz Muhamad dari Pendidikan Dokter, Al Yafi dari Teknik Komputer dan Rahmad dari Teknik Elektro.
ketua Tim PKM - C Adinda Zahra mengatakan Dengan menargetkan masyarakat umum, alat detektor ini dapat menentukan adanya infeksi COVID-19 kemudian dapat mengklasifikasikan derajat keparahan berdasarkan citra foto toraks, keluhan klinis serta hasil tanda-tanda vital (suhu, denyut nadi dan saturasi oksigen) sehingga setiap individu dapat mendeteksi infeksi COVID-19 secara mandiri dan mendapatkan penanganan yang akurat sesegera mungkin.
Adinda Menambahkan, Tim yang telah terbentuk sejak Maret 2022 awalnya memulai penyusunan PKM ini dengan mendiskusikan proses perjalanan COVID-19, kemudian menelaah permasalahan yang berkaitan dengan COVID-19 dengan literatur dan teknologi terbaru agar dapat melakukan pemecahan terhadap permasalahan COVID-19 yang ada.
Dalam penyusunan prototipe, juga dilakukan pengurusan izin etik dan pengumpulan 800 dataset foto toraks pasien COVID-19 yang terkonfirmasi dan dirawat di RSUDZA Banda Aceh. Setelah aplikasi dan alat detektor berhasil dibuat, Tim PKM-KC ini memberikan nama prototipe tersebut menjadi G-COV atau Grouping COVID-19. ujar Adinda
Pengujian alat dilakukan pada pasien yang dicurigai terindikasi COVID-19 serta pasien yang datang berobat ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) atau Poli Pinere RSUDZA Banda Aceh. Dari hasil dataset simulation, G-COV dapat menentukan seseorang terinfeksi COVID-19 dan mengklasifikasikan derajat keparahan pasien dengan akurasi lebih dari 92,45% sedangkan jika menggunakan real-testing, akurasi G-COV mencapai 95%. Saat ini, G-COV telah memiliki Hak Cipta dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dan telah mendapat letter of acceptance untuk publikasi di jurnal ilmiah. jelas Adinda
Dengan terciptanya alat ini, Tim PKM-KC ini berharap masyarakat yang awam sekalipun dapat melakukan pengecekan secara dini terhadap infeksi COVID-19 tanpa harus melakukan prosedur invasive melalui swab test serta mendapatkan penanganan COVID-19 secara cepat dan tepat. harap Adinda
Post a Comment