Para Rombongan Berpose bersama di halaman Gedung Karantina Haji Sabang. Ahad (12/06/2022). Foto. Dok. Humas STIS Al- Aziziyah Sabang
Laporan Ikhsanul Arusni Mulia | Kota Sabang
SABANGINFO, Sabang - Mengenang 511 tahun Embarkasi Haji Sabang, STIS Al - Aziziyah Sabang kunjungi Komplek Karantina Haji, Ahad (12/5).
Pemerhati sejarah Aceh Muammar,M.Pd mengatakan, sejak Portugis menguasai Malaka 1511 maka banyak kesultanan yang berhasil dikalahkan atau bekerjasama dengan Portugis di Malaka. Hanya kesultanan Aceh Darussalam di bawah pimpinan Sultan Alaiddin Mughayat Syah (1511-1530) yang nerhasil mengalahkan Portugis di Aceh dan berkali-kali menyerang Portugis di Malaka.
"Portugis sangat suka mengganggu Jamaah Haji asal Nusantara. Hanya di wilayah Aceh Jamaah haji merasa aman dari Portugis. Jamaah Haji Nusantara datang ke Aceh belajar ilmu agama di Gampong Jawa atau Jawi sehingga terkenal jamaah Haji di Arab sebagai jawiyin. Kawasan Pulau Rubiah Sabang menjadi kawasan tempat karantina haji baik ketika pergi maupun pulang," kata Muammar.
Ia menambahkan pada saat Sultan Ali Mughayat Syah wafat 1530 kemudian diteruskan oleh Sultan Salahuddin (1530-1539), Portugis kian menyerang jamaah haji. Sultan Salahuddin digantikan adiknya Sultan Alaiddin Riayat Syah Al Kahhar (1539-1572) Sultan ini terkenal kuat dan sendiri memimpin penyerangan ke Malaka.
Sultan Alaiddin Riayat Al Kahhar juga meminta bantuan Turki yakni kepada Sultan Suleiman Al Qanuni karena Portugis selalu mengganggu Jamaah haji. Akhirnya dikirimkan Armad perang kesultanan Turki ke Aceh dan Portugis tidak berani lagi mengganggu Jamaah Haji Nusantara.
Di kawasan Pulau Rubiah terdapat makam Ummi Sarah Rubiah. Ummi Sarah Rubiah ini adalah berasal dari Singkil lahir tahun 1732 dan belum ada tulisan apa hubungannya Ummi Sarah Rubiah dengan Syeikh Abdurrauf Singkil yang wafat 1693 M.
Ummi Sarah Rubiah wafat 1779 M artinya Ummi Sarah Rubiah wafat tiga tahun sebelum Teungku Di Anjong 1782.
Teungku Di Anjong Habib Abu Bakar Bin Husein Bilfaqih adalah ulama besar yang mendirikan Dayah di Peulanggahan Gampong Jawi Bandar Aceh Darussalam. Jamaah Haji Nusantara yang hendak menuju Mekkah Singgah di Aceh dan belajar pada Teungku Di Anjong.
Belum diketahui hubungan antara Ummi Sarah Rubiah dan Teungku Di Anjong. Sedangkan Ummi Sarah Rubiah adalah orang yang mengajarkan ilmu ditempat karantina Haji Pulau Rubiah.
Jadi kemungkinan besar hubungan Teungku Di Anjong dengan Ummi Sarah Rubiah adalah hubungan guru dengan Murid. Ummi Sarah Rubiah wafat dalam usia. 47 tahun artinya selama hidupnya beliau mendedikasikan ilmunya kepada jamaah haji yang hendak berangkat ke Mekkah.
Nampaknya nama beliau adalah Sarah dan Panggilan Ummi berhubungan dengan beliau yang pengajar ilmu agama dan Rubiah adalah nama pulau.
Pulau Rubiah asalnya dari Rubi sebuah permata merah yang sangat berharga. Rubi termasuk 9 jenis permata yang dibangga-banggakan Sultan Aceh ketika menulis surat keluar negeri. Sultan Aceh anak Raja-raja besar masa lampau yang memiliki permata 9 jenis.
Pada tahun 1873 Belanda menyerang kesultanan Aceh Darussalam. Akibatnya kesultanan Aceh Darussalam memindahkan ibukota ke Indrapuri kemudian Keumala Dalam. Perang Aceh Belanda berlangsung bertahun-tahun.
Akhirnya Belanda mulai menyerang dan mengganggu Jamaah Haji. Jamaah Haji Aceh mengirimkan surat kepada Sultan Abdul Hamid Han (1878-1909) .
Sultan Turki Utsmani. Sultan Amat marah dan mengancam Belanda Agar siap menghadapi Armada Turki. Akhirnya Belanda ketakutan meminta maaf kepada Turki tidak menggangu jamaah haji Aceh dan kawasan Embarkasi Aceh di Pulau Rubiah yang terbuat dari Rumah Aceh dari Kayu diganti dengan Beton.
Belanda juga memfasilitasi Jamaah haji yang berangkat ke Mekkah karena takut dengan kemarahan Sultan Turki. Seperti kata Sultan Turki Wilayah Aceh bukan wilayah taklukkan Saya namun Aceh adalah Saudara Kami bangsa Turki. Merujuk kepada Sultan Johan Syah Seljuqi yang mendirikan Gampong Pande Darul Makmur Bandar Aceh.
"Pada Tahun 1920 Belanda sudah membangun Asrama Haji yang lebih bagus dari Beton. Dan juga sudah ada kapal berlayar menuju Mekkah. Dan pulau Rubiah tetap berfungsi sebagai karantina Embarkasi haji. Jadi Pulau Rubiah pada masa lalu adalah sebuah pulau yang penuh sejarah besar keislaman," ujar Muammar.[]
Post a Comment