Buet Peuteupat Ikue Kuda

Foto :  Ilustrasi 

Penulis: Muammar, S.Pd.,M.Pd


SABANGINFO.COM- Buet Peuteupat Ikue kuda sering terdengar di Aceh. Pada zaman dahulu Sultan Aceh yang perkasa melarang penyembelihan Gajah dan Kuda dan dijual dagingnya karena kedua binatang ini digunakan untuk jihad fisabilillah melawan kafir jika ketahuan kena denda yang amat besar salah-salah hukuman mati karena menyulitkan kesultanan mendapatkan gajah dan kuda untuk melawan pasukan kafir. 


Namun walaupun sudah dikeluarkan peraturan oleh kesultanan masih saja ada yang membandel masih  ada yang berani menjual daging kuda untuk meraih keuntungan. 


Pada suatu hari ada seorang fakir miskin muda  yang sudah kelaparan beberapa hari terciumlah bau yang sangat enak dari rumah makan bau daging yang dimasak lengkap dengan bumbunya. 


Maka berjalanlah fakir miskin ini sampai ke rumah makan Aceh setelah tamu masuk pemilik rumah makan menyambut ramah dan menyediakan makanan mewah. Fakir miskin masih kaget namun rasa lapar membuat dia memakan semua makanan yang dihidangkan. Setelah selesai makan barulah dia ketakutan tidak ada uang Sekupang atau sedirhampun. 


Akhirnya setelah melihat kesana-kemari terlihatlah ekor kuda didapur rumah makan itu fakir miskin itu tersenyum dan bergegas keluar. Pemilik rumah makan marah dan mengejar menyebutnya penipu sehingga menimbulkan keributan di pasar Aceh. Fakir miskin Menjawab bahwa dia telah membayar makanan malah Pemilik Rumah makan belum mengembalikan uangnya beberapa dirham. Akhirnya datanglah kepala pasar dll pertengkaran bertambah hebat. 


Pemilik Rumah Makan:"Dasar kau penipu telah memakan makanan dirumah makanku tidak mau membayar malah mengatakan aku masih berutang padamu" kata pemilik rumah makan yang enggak sanggup lagi menahan amarahnya


Fakir Miskin :" Kamu yang penipu, aku telah makan dirumah makanmu namun kamu tidak mengembalikan uangku yang telah lebih kuberikan beberapa dirham kepadamu dasar kamu penjual yang tidak jujur "Jawab Fakir Miskin tidak kurang panas dan sengitnya.


Setelah melihat kejadian itu orang dipasar dan kepala pasar tidak tahu mana benar yang salah. 


Kemudian Terdengar Suara :"Deelat Tuanku Sultan Aceh Darussalam Hadir". semua berhenti dan berdiri penuh hormat dan menundukkan kepala karena sudah tahu Sultan sedang berkunjung melihat pasar Aceh. Sultan Aceh duduk diatas kuda seorang lelaki yang gagah dan tampan dan memakai mahkota serta Peudeung meutampok yang amat indah dipinggangya itu adalah pedang yang sudah banyak menumpas segala kafir musuh Islam. Sultan yang bijak yang melihat pertengkaran segera turun dari kudanya. Pemilik Rumah Makan dan Fakir Miskin segera menghormat kepada Sultan.


Sultan yang bijak bertanya masalah keributan kepada pedagang pasar dan kepala pasar setelah mendengar penjelasan maka Sultan bertanya kepada kedua pihak yang membuat keributan di tengah pasar.


Pemilik Makan yang duluan bicara bahwa dia telah ditipu karena orang fakir miskin itu datang ketempatnya dan memakan makanannya tidak mau membayar malah kemudian mengatakan kalau pemilik rumah makan belum mengembalikan uangnya kata pemilik rumah makan yang hampir tidak dapat mengend 00alikan kemarahannya.


Sultan yang bijaksana melihat kearah fakir miskin dan melihat bajunya lusuh dan merasa kasihan kepada fakir miskin itu :"Wahai anakku janganlah takut berbicaralah kebenaran apa benar kata pemilik rumah makan itu kepadamu? ". 


Fakir Miskin yang sudah mendapatkan momentumnya berbicara dengan Sultan segera mengucapkan :"Harab Mulia Deelat Tuanku Sultan Buet Nyoe dari meudawa masalah Peuteupat Ikue Kuda di dapue (harap mulia Daulat Tuanku Masalah ini dimulai dari pertengkaran pekerjaan meluruskan ekor kuda didapur ). 


Tiba-tiba pemilik rumah makan berteriak yang membuat semua orang kaget. Pemilik rumah makan terkejut fakir miskin tahu rahasianya menjual daging kuda bukan daging sapi. Jika fakir miskin menceritakan kebenaran pemilik rumah makan akan dihukum mati oleh Sultan karena menipu dan menjual daging kuda.


Pemilik Rumah Makan segera memeluk anak muda fakir miskin itu :"Wahai anakku maafkan ayahanda sebenarnya ayahanda sudah mulai pikun benar kata ananda kalau masih ada sisa uang ananda 10 dirham lagi, ayok ananda ke tempat rumah makan ayahanda". 


Pemilik Rumah dan Makan Fakir Miskin muda segera menghormat dan memohon maaf dan mencium tangan Sultan yang masih keheranan. Dan segera meninggalkan tempat kejadian. Pemilik Rumah makan memberikan uang 10 dirham kepada fakir miskin dan sorenya menutup rumah makannya selamanya dan segera pergi dari Aceh karena takut dengan Sultan. 


Makanya di Aceh ada istilah 


Buet Peuteupat Ikue Kuda, Rugoe raya laba Hana (Perbuatan meluruskan ekor kuda  Ruginya saja labanya enggak ada).

Post a Comment

Previous Post Next Post