Angin Kencang, Berkah Bagi Pemungut Asam Jawa di Sabang

Masyarakat sedang memungut Asam jawa usai diterpa Angin kencang, Ahad (29/05/2022). Foto : Sabanginfo.com.


Laporan Sjafrizal | Kota Sabang


SABANGINFO, Sabang - Sejak dua hari lalu  angin kencang melanda Sabang. Sejumlah atap rumah warga dilaporkan rusak dihempas badai.


Angin kencang dan cuaca buruk yang melanda kawasan Aceh beberapa hari terakhir, termasuk di Sabang juga memberi berkah bagi sebagian orang.


Para pemulung Asam Jawa kecipratan rezeki di saat cuaca seperti ini. Para pemungut asam jawa terlihat pada sejumlah titik di Kota Sabang.


Pantauan Sabanginfo.com, Ahad (29/05), para pemungut Asam Jawa mulai memungut asam yang jatuh diterpa angin di Jalan T. Umar, perdagangan dan  Menara Merah Putih


Terdapat puluhan pohon Asam Jawa yang sudah tumbuh menjadi besar yang usianya diperkirakan sudah ratusan tahun.


Samsul Kamal warga Jurong kampung haji Gampong Kuta Timu mengatakan setiap ada angin kencang di Sabang ia mengaku bersegera memungut buah Asam Jawa yang sudah berjatuhan usai diterpa angin.


"Sekali angin kencang ia meraup pendapatan buah asam jawa kisaran 3 juta. itu tergantung jumlah asam jawa yang jatuh. rata - rata di atas 2 juta."  ujar Samsul.


Lebih Lanjutnya, Samsul mengatakan usai ia memungut buah Asam Jawa kemudian di jemur sampai kering seterusnya di jual ke Pasar. Harga Asam jawa sekarang kisaran Rp. 25.000 - 35.000/kg.


Pakar Sejarah Aceh Muammar, S.Pd.,M.Pd mengatakan  Pohon  Bak Mee atau Asam Jawa sudah sangat lama dikenal di Aceh. Ditandai dengan banyaknya wilayah menggunakan nama Mee  seperti nama Gampong dan lain-lain. 


"Pada tahun 1890-an Belanda mulai membuat jalan. Serangan sporadis pejuang Aceh membuat Belanda kewalahan akhirnya ditanamlah pohon-pohon dipinggir jalan untuk melindungi dari tembakan pejuang," kata Muammar.


Sumber lain mengatakan penanaman pohon Bak Mee atau Asam Jawa di pinggir jalan adalah masa Sultan Mansur Syah 1857-1870 karena Sultan dalam pembangunan jalan raya ingin ada pohon dipinggir jalan makanya ditanamlah Bak Mee atau Pohon Asam Jawa. 


"Sampai sekarang ada beberapa wilayah yang banyak pohon Bak Mee telah ditebang demi perluasan jalan yang seharusnya masih dapat dilestarikan karena sudah ratusan tahun," kata Muammar yang juga Dosen STIS Al- Aziziyah sabang.



Post a Comment

Previous Post Next Post