Platform Keren Karya Anak Bangsa untuk Berani Berkarya


SABANGINFO -  Perkembangan emosi pada masa remaja cenderung lebih tinggi dari masa anak-anak. Hal ini dikarenakan, mereka berada di bawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi yang baru. Remaja usia 17 tahun ke atas ini mulai aktif mencari kelakuannya dengan pedoman hidup yang penuh semangat, tetapi masih belum memahami hakikat dari sesuatu yang dicarinya. 


Pada masa ini, ditemui tiga tanda di antaranya ialah seorang remaja cenderung introvert, penuh keraguan dan senang melamun pada saat dia mencari jati dirinya. Kemudian, pencarian pedoman hidup cenderung bersikap menerima norma-norma susila dan agama, serta timbul perasaan butuh pengakuan.


Lalu, proses beradaptasi pada masyarakat dimulai dengan mengenal berbagai macam corak kehidupan, meskipun belum mengetahui dengan baik, mana yang benar dan mana yang salah.


Pada masa ini, perkembangan kognitif mulai matang, tetapi secara sosial mereka mengalami kebingungan. Mereka ingin menunjukkan segala kemampuan yang dimiliki untuk meraih cita-citanya dan mendapatkan pengakuan, tetapi secara mental belum sempurna. 


Ketidakhadiran dan kurangnya sokongan dari keluarga saat mereka akan meraih cita-cita bisa menghambat bahkan dapat menggagalkannya, terlebih lagi ada cibiran atau penghakiman sepihak terkait kemampuannya. Alhasil, para remaja ini akan berubah menjadi pemalu dan menutup diri.


Perkembangan media sosial yang semakin beragam, tidak sedikit yang mampu menjembatani para remaja untuk memperoleh pengakuan. Seperti halnya penggunaan Instagram dan Facebook yang memfokuskan pada gambar, video, dan penulisan akan membantu para remaja untuk menunjukkan bakat mereka di bidang fotografi, editing, penulisan karya, audio, dan lainnya.


Ada beberapa platform media sosial yang dapat menyalurkan berbagai karya dan bakat para remaja. Selain menyalurkan beberapa platform tersebut memiliki fungsi yakni menjadi jembatan penghubung dalam membangun sebuah karya anak bangsa. 


Sehingga, bisa dikatakan bahwa remaja saat ini telah memiliki wadah untuk menyalurkan bakat mereka dan diakui. Salah satu contoh platform tersebut adalah Visual Talk. Visual Talk adalah sebuah platform yang memiliki tujuan menyalurkan bakat dan karya anak-anak bangsa, serta diartikan sebagai bukti nyata dari hasil pembicaraan setiap orang sebagai bentuk meraih cita-cita.


Asal mula pembentukan platform ini dilakukan oleh beberapa anak muda yang mulai resah dengan keadaan remaja saat ini. Mereka mencoba untuk mengarahkan segala bakat yang ada untuk meraih cita-cita demi masa depan yang lebih baik. 


Fotografi, editing, penulisan, desain grafis, dan public speaking merupakan beberapa kemampuan yang akan diasah. Setiap kemampuan yang dimiliki akan dikelompokkan dan diberikan materi-materi untuk menambah pengetahuan. Setelah itu akan diberikan ruang untuk aktualisasi sesama anggota lalu diberikan masukan oleh mentor yang bertanggung jawab di dalamnya.


Sesuai dengan visi yang diemban yaitu membuat media pembelajaran non-akademik berbasis konten unik dan keaktifan, serta memberikan kesempatan yang sama terkait pengembangan skill non-akademik untuk anak muda Indonesia. 


Tim Visual Talk membatasi usia yang diperbolehkan untuk mengikutinya. Batasan usianya adalah 17-25 tahun. Rentang usia tersebut sesuai dengan perkembangan psikologi yang merupakan masa remaja hingga awal dewasa.


Para tim mendesain platform ini dan mencantumkannya dalam media sosial, seperti Facebook, Youtube, Instagram, Twitter hingga Tiktok, agar jangkauannya lebih luas, terutama kepada anak muda. Konten-konten berbasis video, audio, dan tulisan akan diunggah secara berkala pada setiap platform media sosial.


Pembuatan web dan aplikasi pembelajaran soft skill (keterampilan lunak) juga dilakukan untuk memudahkan pengaksesan. Selain itu, langkah nyata yang akan dilakukan sesuai dengan visi yakni pendirian rumah singgah yang dapat digunakan sebagai titik temu dan kolaborasi anak muda Indonesia.


Kemajuan teknologi melahirkan cara berkomunikasi antar manusia menjadi lebih menarik dan beragam. Smartphone dan kelengkapan fasilitas komunikasi maupun hiburannya membuat para remaja dapat mengekspresikan perasaan maupun menambah relasi pertemanan. 


Namun, tidak sedikit remaja yang kurang mampu bahkan tidak bisa mengekspresikan dirinya melalui media sosial, dikarenakan tidak memiliki platform yang memadai.


Dengan adanya platform seperti ini diharapkan para remaja dapat mengembangkan bakatnya dan memberikan inspirasi bagi banyak orang untuk berkarya. [Andika Permana]

Post a Comment

Previous Post Next Post