Negara Kaya Namun Miskin Penduduknya



SABANGINFO - Negeriku yang kaya akan sumber alamnya, kaya akan budayanya, kaya akan sukunya, kaya akan keberagamaannya. Namun mengapa masih banyak yang miskin akan materi dan miskin akan attitude (sikap). 


Begitulah yang terjadi di negeriku yang tercinta ini Dimana para pejabat, konglomerat, penguasa menikmati hasil alam yang berlimpah dan uang negara yang begitu menggiurkan. Namun lupa masih banyak saudaranya yang belum merasakan kesejahteraannya.


Dimana letak keadilan di negeri ini. Hukum yang terjadi saat ini tumpul ke atas tajam ke bawah. Para penikmat uang negara bisa melakukan apa saja yang ia mau. Ia mampu membeli segalanya akan tetapi ia tidak sadar bahwa ia tidak bisa membeli kebahagiaan yang sesungguhnya ialah memberikan kenyamanan dan  kesejahteraan masyarakat.


Banyak yang terjadi di negeri ini. Musibah dan cobaan datang bertubi-tubi. Kita tahu bahwa itu adalah teguran dari yang maha kuasa. Dimana masih banyak terdapat manusia- manusia yang pintar di dalamnya tapi tidak benar. Banyak orang-orang berilmu tapi ia hanya terdiam bungkam melihat kezholiman yang terjadi di negeri ini. 


Banyak juga orang-orang kaya yang dirinya memamerkan kekayaannya dengan cara membuat konten. Ia tidak menghiraukan betapa banyak saudara di luar sana. Jangankan beli barang-barang mewah makan sehari-hari saja harus bekerja keras dulu barulah ia bisa makan.


Negeriku yang kaya, engkau telah memberikan yang terbaik Namun manusia lah yang tak tahu berterima kasih akan kebaikanmu. Ia hanya memikirkan diri dan perutnya tanpa memikirkan masa depan generasinya. 


Wahai Negeriku yang katanya mayoritasnya muslim, mengapa masih ada diskriminasi ulama di negeri ini padahal ulama adalah penerus dakwah Rasulullah Saw.


Mengapa masih mencari-cari kesalahan ulama. Dimana letak kesadaran manusia sekarang. Ia menyanjung-nyanjung para pejabat, para Konglomerat yang seakan-akan mereka lah pahlawan sesungguhnya. 


Namun mereka lupa menjaga dan memberikan kenyamanan kepada ulama untuk memberikan ilmunya dan mau berbagi atas ilmu yang telah ia dapatkan. Lantas manakah yang patut kita sanjung? Mereka para pejabat, konglomerat, orang-orang yang memegang kekuasaan, yang kadang kala Mengkhianati negerinya sendiri atau para ulama Warisatul Anbia yaitu ulama-ulama penerus dakwah Rasulullah Saw yang senantiasa Memberikan kita wawasan dan pengetahuan tentang agama. Wahai negeriku, sembuhlah engkau, lekas membaiklah negeriku. Aku mencintaimu!


Mengapa bisa terjadi hal-hal seperti itu, ada beberapa hal penyebabnya:


Kurangnya Sikap Manusiawi yang Ditanamkan


Manusia zaman sekarang hanya memandang materi seseorang jika orang tersebut dikatakan masyarakat menengah bahkan masyarakat miskin maka kemungkinan kecil banyak orang yang tidak menghargai dan memandang rendah, 


Akan tetapi jika ia memiliki finansial yang serba cukup maka banyak orang yang akan menghargai dan menghormatinya, inilah yang terjadi pada saat ini maka dari itu kita harus menanamkan sikap toleransi manusiawi atau sering kita dengar istilah statement “Memanusiakan manusia dengan cara saling menghargai dan menghormati.”


Kurangnya Ilmu Agama


Dikarenakan Kurangnya mendalami ilmu agama dan hanya menyiapkan untuk dunia saja banyak yang melupakan hal yang paling penting adalah menyiapkan untuk akhiratnya. Dengan minimnya ilmu agama, banyak sekali penyimpangan yang terjadi di negeri ini. Seperti korupsi yang marak terjadi, jika seseorang petinggi negara ada iman yang kuat dalam dirinya maka kecil kemungkinan ia melakukan korupsi karena ia tahu bahwa perbuatan tersebut sangat merugikan banyak orang.


Ada Sikap Sombong Dalam Dirinya


Manusia sekarang ini banyak memikirkan hanya untuk dirinya sendiri tanpa memikirkan orang lain, contohnya saja para penjabat, Bupati, Gubernur, bahkan para petinggi negara ia melakukan korupsi untuk kesenangan dirinya dan untuk masa depan anak-anaknya. Ia rela melakukan hal yang bejat ini tanpa memikirkan rakyatnya yang masih banyak tidak merasakan kemerdekaan di negerinya sendiri. Hal ini sangat merugikan masyarakat banyak.


Tidak Adanya Sikap yang Bijak yang Ditanamkan


Dengan bersikap bijak maka akan tahu jalan mana yang akan dilalui dan apa saja yang akan dilakukan agar bisa memberikan kebahagiaan bagi masyarakat banyak atau publik. Dengan adanya sikap bijak dalam diri seseorang maka besar kemungkinan tidak melakukan perbuatan yang menyimpang, atau merugikan orang banyak.


Lalu apa tindakan kita agar persoalan-persoalan di atas tidak terjadi. Tentunya harus ada kesadaran pada diri kita atas apa yang kita lakukan dan hal tersebut memberikan dampak positif atau negatif pada masyarakat, jika kita lakukan hal tersebut merugikan atau malah menguntungkan masyarakat pada intinya kita tanamkan pada diri kita tentang silang-saling menghargai dan menghormati serta memahami pada yang akan kita lakukan maka otomatis kita akan memberikan dan melakukan hal-hal yang bisa berguna dan bermanfaat pada masyarakat. [Ifal Ahmadi]

Post a Comment

Previous Post Next Post