SABANGINFO, Banda Aceh- Memasuki tahun baru 2022, Bandar Publishing meluncurkan buku yang ditulis beragam profesi di Aceh, berjudul “Aceh 2022: Pendidikan dan Politiknya. Acara peluncuran berlangsung di Warkop A&R, yang dibuka oleh Prof Yusny Saby dan Prof Darwis A Soelaiman Jumat (31/12) di Lamgugob Banda Aceh.
Buku ini disunting oleh Sulaiman Tripa, dan M. Adli Abdullah. Penulisan dan peluncuran buku “Aceh 2022”, mengulang tradisi yang digagas elemen penulis di Aceh. Sebelumnya buku “Aceh 2020” dan buku “Aceh 2021” telah diluncurkan menjelang detik-detik pergantian tahun.
“Kita mendapat tantangan dari guru kita, Profesor Yusny Saby untuk dapat mempersembahkan gagasan dalam bentuk buku setiap awal tahun baru. Karena tradisi menulis dan menerbitkan buku awal tahun itu penting sebagai bentuk intropeksi dan menjadi resolusi bagi semuanya” Ujar Direktur Bandar Publishing, Mukhlisuddin Ilyas.
Buku ini merupakan kumpulan pemikiran dan gagasan 28 orang akademisi dan aktivis Aceh tentang pendidikan dan politik pendidikan Aceh yang tertuang dalam 25 judul tulisan. Lewat buku ini, para penulis mencoba menganalisis problematika pengelolaan pendidikan Aceh pada tahun 2022 nanti serta merumuskan harapan dan tawaran jalan keluarnya.
Peluncuran ini menandai konsistensi inisiasi penulisan buku bersama dalam menerbitkan buku serupa selama tiga tahun berturut-turut. Dua tahun sebelumnya, secara berturut-turut, Aceh 2020 dan Aceh 2021 telah lebih dulu menyapa masyarakat Aceh dan mendapat sambutan luar biasa.
Acara ini dihadiri oleh sebagian besar penulis yang secara bergantian memaparkan kilasan isi tulisan mereka.
“Konsistensi dan kegigihan ini merupakan wujud kontribusi yang harus kita apresiasi terutama dalam mendorong perkembangan ilmu pengetahuan dan peningkatan literasi di Aceh,” kata Prof Yusny Saby, yang menyampaikan sambutannya dalam acara tersebut.
Prof Darwis A. Soelaiman, yang turut menyumbangkan tulisan dalam “Aceh 2022” mengatakan bahwa meskipun teknologi digital berkembang begitu pesat, buku (dalam pengertian tradisional) tidak bisa dibuang. Oleh karena itu, ia mendorong agar lebih banyak generasi muda yang menulis.
Mulai minggu depan, buku setebal 475 akan beredar kepada publik di Aceh. Buku ini ditulis oleh Amirul Haq RD, Ayu ‘Ulya, Cut Asmaul Husna, Darwis A. Soelaiman, Fajri M. Kasem, Fitri Zulfidar Ibrahim, Fuad Mardhatillah, Hasbi Ali, Helmi, Isafuddin, Iswadi, Juanda Djamal, Kamaruzzaman Bustamam-Ahmad, Mahmudi, Masrur, Miswari, Muhammad Aminullah, Muntasir, Saiful Akmal, Rahmad Syah Putra, Rahmania, Rosaria Indah, Safaruddin, Sri Rahmi, Taufik Rahim, Teuku Muttaqin Mansur, Zakiah Drazat, Zulfitri.[]
Post a Comment